Perkongsian dari guru KIB..Cgu Jinggo..
Khas utk tatapan pembaca-pembaca blog yg setia..Semoga anda dapat manfaatnya..
***
Kalau saya meminta anda menyebutkan salah satu perbuatan yang paling
sulit dilakukan dalam hidup, mungkin akan ada beberapa yang menjawab:
'memberi maaf'. Sebelum saya membahas lebih lanjut mengenai tips cara
memaafkan orang lain yang pernah
menyakiti kita, terlebih dahulu saya akan memberikan satu cerita dongeng
lawas yang sangat inspiratif tentang seorang pria dan seekor ular.
Kisah ini dimulai ketika ada seekor ular yang membuat lubang untuk
tempat tinggalnya di dekat teras rumah salah satu penduduk setempat,
yang kemudian menggigit anak bayi pemilik rumah dan mengakibatkan luka
sangat serius yang berujung kematian. Lelaki yang tengah berduka atas
kehilangannya ini, memutuskan untuk membunuh ular itu.
Keesokan
harinya lelaki ini menunggu di dekat lubang, hingga ketika ular
tersebut keluar untuk mencari makanan, dia segera mengayunkan kapak
mencuba memotong tubuh ular. Namun kerana terlalu tergesa-gesa dia pun
meleset, dia hanya memotong ujung ekornya dan bukan kepalanya.
Setelah beberapa saat berlalu, lelaki ini mulai khawatir, dia takut
apabila ular ini akan balik menggigitnya pula, dan demi berusaha untuk
mendamaikan keadaan dia pun meletakkan roti dan garam di lubang ular
itu.
Melihat hal ini, ular tersebut berkata: "Mulai sekarang
takkan boleh ada perdamaian antara kita; kerana disaat aku melihatmu,
aku akan teringat tentang ekorku yang putus, dan sementara saat engkau
melihatku, kamu akan berfikir tentang kematian anakmu."
Dari dongeng di atas menyiratkan bagaimana ketika kita dilukai oleh
seseorang, kita takkan pernah boleh benar-benar melupakan luka itu
ketika berhadapan lagi dengannya. Apakah hal ini benar?
Semuanya balik lagi ke pribadi masing-masing, apakah kita seseorang yang
berhati besar atau justru seorang pendendam. Dan dalam beberapa kasus,
mudah atau tidaknya ini tergantung pula seberapa besar orang itu telah
menyakiti kita. Namun terlepas dari hal itu, saya akan mencuba untuk
memberikan beberapa tips bagaimana caranya untuk memaafkan orang lain.
Karena asal anda tahu saja, memaafkan orang lain itu besar juga
pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa kita.
Forgive the act... Forgive the person...
Untuk memaafkan seseorang itu berarti kita harus benar-benar melepaskan
setiap rasa kebencian kita terhadapnya. Ingat, memaafkan perbuatan
seseorang terhadap kita dan memaafkan si pelaku perbuatan itu adalah dua
hal yang berbeda. Walau tak pernah kita sadari seringkali kita
memaafkan perbuatan dia, namun disudut hati terkecil, kita justru belum
memaafkan orang yang berbuat salah ini, atau justru sebaliknya.
Disinilah masalah awal yang harus kita tuntaskan.
Jika satu saat
orang ini datang untuk meminta maaf, janganlah terburu-buru mengambil
keputusan. Katakan padanya bahwa anda memerlukan waktu untuk berfikir.
Memikirkan tentang seberapa besar anda telah terluka akibat
perbuatannya. Tahu tidak, terkadang ada beberapa dari kita yang bersikap
munafik pada diri sendiri, mencoba membohongi diri bahwa kita baik-baik
saja, kita tidak terluka, everything is fine. Jangan lakukan itu!
Cubalah jujur pada diri sendiri. Terimalah bahwa anda telah dilukai.
Oleh siapa, seberapa besar dan bagaimana dia telah menyakiti anda,
renungkanlah semua.
Dan setelahnya anda boleh mengambil langkah
selanjutnya, yaitu mencuba memahami dia yang telah menyakiti anda.
Semua manusia saat baru pertama kali terlahir di dunia ini, tak ada
satupun yang memiliki keinginan untuk menyakiti orang lain, baik itu
secara fisik maupun batin. Jadi apa yang terjadi bertahun-tahun kemudian
ketika dia mulai menyakiti orang lain? Mungkin itu akibat luka yang
juga pernah dialaminya. Yang kemudian melampiaskan rasa sakitnya dengan
menyakiti orang lain lagi, dan itu adalah merupakan pilihan yang salah.
Jadi apakah anda akan membiarkan diri anda menyimpan dendam seperti itu
dan mengambil tindakan yang sama?
Sedikit berbagi pengalaman, dalam
hidup saya juga menemui banyak orang dan hal-hal yang membuat saya
merasa sedih. Tak dipelak, saya terkadang melampiaskannya dengan
menangis. Namun dalam tangis itu saya sering diam-diam berdoa sama
Tuhan, agar dia dibukakan matanya atas perbuatan yang sudah dia lakukan.
Saya berdoa begini sebenarnya bukan cuman untuk dia saja, tapi juga
terlebih untuk menenangkan diri serta memberikan saya kekuatan, dan tak
jarang dalam doa itu saya justru diingatkan bahwa ada satu saat dimana
saya pun telah berbuat salah dan menyakiti orang lain. Dalam pikirku,
setiap manusia tidak ada yang sempurna, tidak ada orang yang tidak
pernah berbuat salah.
Oleh karena itu saya memilih untuk memaafkan,
kenapa? Karena bila kita tidak memaafkan, kita justru hanya berpaling
dari suatu masalah. Dan seumur hidup kita tidak akan pernah bisa
melepaskan diri dari masalah itu. Namun saat kita benar-benar memaafkan,
kita akan kembali melangkah maju.
Face to face...
Pada akhirnya setelah anda merasa cukup siap untuk berhadapan dengannya.
Maka ajaklah dia untuk bertemu, ajaklah dia untuk membahas apa yang
telah terjadi. Oh iya, tidak selamanya pihak yang bersalah yang harus
membuka jalan . Kita sebagai korban jika memiliki hati yang besar, tak
ada salahnya memulai percakapan. Jangan menunggu seseorang meminta maaf
terlebih dahulu baru anda mengambil aksi, karena tidak selamanya orang
yang bersalah itu akan mengucapkan kata maaf, mungkin karena dia memang
tidak menyadari kesalahannya atau bisa juga karena dia merasa segan
untuk bertemu dengan anda setelah apa yang dia perbuat terhadap anda.
Disinilah kita harus berperan lebih jauh. Jadi jika anda memang telah
merasa siap, hubungilah dia.
Take things slowly...
Persoalan memaafkan, bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dalam satu
waktu saja. Ibaratnya seperti lapisan pada bawang, tiap kali kita
mengupasnya, akan memberikan kita rasa pedih, marah, namun kita terus
saja mengupasnya. Sama halnya dengan memberi maaf ini yang harus terus
kita dengungkan dalam hati dan pikiran kita berulang-ulang untuk
mengikis rasa benci dan amarah, meskipun pedih, meskipun pahit. Namun
perlahan-lahan saat lapisan-lapisan itu mulai menipis, proses ini akan
menjadi lebih mudah.
Kata bijak:
Dia yang lemah tak pernah boleh memaafkan. Memaafkan itu adalah sifat mereka yang kuat.- Mahatma Gandhi
Tiada ulasan:
Catat Ulasan